Rabu, 14 September 2011

Kecelakaan

Setelah berbulan-bulan lamanya sekitar 3 atau 5 bulan sejak pertemuan pertama, akhirnya dia akan menjumpaiku lagi.. senangnya aku..
aku berhrap pertemuan ini dia bisa datang lebih awal dari pertemuan sebelum'nya, karna aku ingin mengajak'nya kerumah. tak tau kenapa aku ingin sekali membawanya kerumah dan berkenalan dengan orang tua ku. padahal sebelumnya aku belum pernah atau mungkin belum seberani ini mengajak seorang lelaki kerumah, kecuali teman, itu pun harus beramai-ramai datang'nya..
tapi dengan dia, aku ingin sekali kedua orang tua-ku mengenalnya, dan dia mengenal kedua orang tuaku..

sama seperti sebelumnya, pertemuan ini mebuatku gelisah.. aku benar-benar bingung dibuatnya..
aku menunggu, menunggu, menuggu, dan terus menunggu kedatangan'nya..
hari semakin sore, mungkin sekitar jam 7 malam dia datang (fikir-ku). aku mulai bersiap-siap, pakaian-ku memang biasa, tapi mental-ku yang benar-benar aku siapkan..

hari mulai malam, belum ada kabar dia akan datang. aku makin gelisah dibuat'nya..
aku mulai menanyakan dimana keberadaan'nya, dia menjawab masih diperjalan..
baiklah mungkin tak lama lagi (harap-ku).. waktu sudah semakin larut, aku panik, gelisah, kadang kesal karna dia tak datang lebih awal.. aku mulai malas-malasan menunggu'nya. tapi hati ini tetap panik. aku tak tau kenapa dan ada apa?!.. Handphone ku berbunyi, 1 pesan masuk darinya,,
"aku masih dijalan nih, kena macet" jelas'nya padaku
"macet dimana?"
"di Mall Puri. sebentar lagi ya". kata'nya
"yasudah hati-hati" jawab-ku

di Mall Puri, itu Mall yang tidak jauh dari rumahku, mungki kalaupun kena macet, 15 - 30 menit lagi dia akan sampai.. aku setia menunggu kedatangannya. aku berharap dia tepat waktu, agar tidak terlalu malam lagi dia datang, karna ingin ku ajak dia kerumah.
30menit berlalu. dia belum datang juga, hati-ku makin gelisah. aku masih menunggu,, cukup lama dan akhirnya dia memberi kabar bahwa dia sudah ada di warung makan depan gang rumah ku.. hHmm kedatangan'nya sama seperti sebelumnya, sudah larut dia baru datang. tak apa lah aku datang juga menghampirinya..

sampainya aku disana, dia sudah duduk manis sembari menunggu makanan pesanan'nya, dan sudah ada 2 minuman diatas meja. ternyata 1minuman itu untuk-ku.. harusnya aku yang meberikan'nya minum dan makan, karna dia itu tamuku..tapi dia sudah terlanjur memesan. dia juga menawariku makan, aku menolak karna aku sudah kenyang, walaupun sebenarnya aku belum makan nasi malam itu. aku sengaja tidak memberi tahu nya, karna kalau dia tau pasti dia memaksa ku untuk ikut makan juga..
malam itu, malam pertama aku menemaninya makan, sambil mengobrol dia lanjutkan suapan demi suapan ke mulutnya. terlihat agak malas cara makan'nya malam itu, aku tak tau kenapa. aku sempat bertanya, dia menjawab "habis kamu gak ikut makan". jawab'nya..
aku memberikan alasan yang sama seperti sebelumnya. dia menawariku agar mau ikut makan berdua dengan'nya, 1 pirinng dengan'nya dan ingin menyuapi aku saat makan. aku tetap menolak dengan alasan yang sama. padahal sebenarnya aku malu, karna banyak mata yang melihat saat itu. lebih lagi yang punya warung makan itu adalah tetangga-ku, rumahnya persis bersebelahan dengan-ku..

makan'nya tak dihabiskan, dengan alasan ayam goreng'nya kurang kering. dia tidak terlalu suka.. "kenapa tadi gak minta digoreng kering?" tanya-ku
"lupa" jawab'nya..
malam itu aku mecoba menawarinya kembali untuk ikut kerumah. tapi tetaap tidak mau, karna sudah malam. ya memang sudah malam. sekitar jam 9malam dia baru sampai..
kedatangan'nya bukan cuma untuk bertemu dengan ku, dia ingin mengambil dvd game yang dia minta dari ku. selesai makan, aku kembali kerumah untuk mengan dvd tersebut dan juga sebuah bingkisan kecil untuknya. karana beberapa hari yang lalu dia berulang tahun. karna aku tidak tau tempat tinggal'nya, jadi terpaksa aku menunggu kedatangan'nya untuk memberikan hadiah itu.
aku kembali keluar, sampai disana dia sedang duduk disebelah warung makan tadi. tak sengaja aku melihat sebatang rokok masih menyalan dan masih terlihat utuh (mungkin baru sedikit dia menghisapnya) disebelah tempat dia duduk. aku sempat BT melihat itu aku fikir dia tidak merokok. akhirnya aku beranikan diri bertanya padanya.. "habis merokok?"
"gak. punya saudara" jawabnya berbohong
"yang benar?" tanyaku lagi.
"hmm iya. tapi cuma sedikit koq, buat ngilangin pusing" jelasnya..
"kenapa gak diteruskan merokoknya? koq gak minum obat kalau pusing?"
"tidak enak sama kamu. nanti juga hilang pusing'nya" jawabnya.
"hmm..emang suka gitu kalau lagi pusing merokok?" tanya-ku mencari tau
"gak juga. kalau lagi benar-benar pusing aja." jawabnya sambil mebuang sisa rokok yang masih terlihat utuh itu.
"kenapa dibuang? gak sayang?"
"gak apa. sudah tidak pusing koq." jawabnya
"oia, ini dvd'nya." uluran tangan-ku smabil memberinya 1kantung plastik berisi dvd dan bingkisan kecil untuknya.
dia bukang kantung tersebut, dam mengambil bingkisan kecil dari-ku sambil bertanya, "ini apa?"
"hadiah kecil untuk-mu. maaf ya gak bisa ngasih apa-apa. selamat ulang tahun" jawab-ku
"ngapain repot-repot. kan aku gak minta"
"ya kalau kamu minta aku taku gak bisa ngasih, jadi ya seadanya ada :)" jawab-ku sedikit meledek
dia tersenyum sambil berkata "makasih ya"
"sama-sama" jawab-ku. "semoga suka yaa" terang-ku
dia hanya tersenyum..

tak terasa obrolan singkat itu membawa waktu hampir larut, aku pun minta pamit padanya karna sudah malam. aku mengajaknya lagi untuk mengantarku kerumah. sekedar dia tau saja yang mana rumah ku. dia tetap menolak dengan alasan yang sama. bahkan aku menyebrang jalan pun dia tidak mengantar, dia masih tetap duduk manis di batu berbentuk bangku itu..
aku makin gak ngerti kenapa dia tak mau berdiri dan terlihat jalan sekali saja dihadapanku.. yasudahlah.(pikir ku taak mau diperpanjang).

aku sampai dirumah, ibu ku bertanya, "dari mana malam-malam gini?"
sempat bingung apa yang harus aku jawab, akhirnya terucap begitu saja denganku, "habis bertemu teman, ngasih titipan". aku belum berani bilang yang aku temui itu kekasih ku, karna aku ingin memperkenalkannya langsung, bukan hanya lewat ucapan.
"kenapa gak disuruh masuk saja?" tanya ibuku lagi.
"dia-nya gak mau" jawabku.

tak lama aku mendapat pesan darinya, dan mebuatku makin khawatir..
"aku pulang dulu ya sayang" pamitnya
"iya. hati-hati dijalan yaa.. kalau sudah sampai kasih kabar" pintaku
"iya. yank, sebenernya aku sudah sampai dari jam 7.30 tadi. cuma aku istirahat sebentar di Pom SPBU karna aku sempat jatuh dari motor, dan kaki-ku sepertinya terkilir. kamu jangan marah yaa" jelasnya
aku kanget membaca pesan itu dan aku jawab, "kenapa bohong? gak bilang dari tadi?" tanyaku dengan kesal dan cemas
"sengaja. aku gak mau bikin kamu panik. maaf yaa" jelasnya lagi
"malahan kalau ngasih tau telat gini bikin tambah panik tau. coba kalau tadi bilang, kan bisa aku ajak kerumah siapa tau bisa diurut"
"gak usah. gak mau ngerepotin kamu" jawab'nya "yasudah aku pulang dulu yaa. nanti aku telepon" pintanya pamit
"iya. hati-hati dijalan. jalan. jangan lupa diobatin kakinya" jawab-ku
"iya sayang" balasnya

fikiranku makin tidak tenang mendengar berita itu. cemas, khawatir, dan marah karna dia tak jujur padaku..
aku mencoba tenangkan hati dikamar,. beberapa jam kemudian, ada telepn darinya. ditelepon dia memberitau bahwa dirinnya sudah sampai dikosan. dan membicarakan tentang kecelakan itu padaku.
aku. aku sedih, ingin sekali aku membantunya, mengobati luka'nya atau sekedar menemaninya. tapi apa daya aku tidak tau dimana tempat tinggalnya..
dia berjanji akan mengobati lukanya esok hari. aku pegang janji itu. tak lama aku menyudahi obrolan via telepon itu, aku menyuruhnya agar segera beristirahat. agar kondisinya sedikit membaik esok hari.


esok harinya, aku memastikan janji nya pada ku untuk segera mengobati luka dikakinya itu. ternyata dia memenuhi janji'nya, kakinya sudanh diobati oleh bantuan orang yang memijat kakinya. dia pun merasa lebih baik. aku lega mendengarnya. aku bilang padanya, bahwa aku ingin sekali menemaninya, karna dia tau aku belum pernah berkunjung kesana, dia melarangku. dia takut terjadi apa-apa dengan ku kalu saja nekat kasana menjenguknya. walaupun dia sudah memberikan alamat rumahnya itu.
dengan sedih aku menurut saja apa perintahnya. dia pun memastikan pada ku bahwa dia akan baik-baik saja. dia pun meminta saudaranya yang mengantar ketempatku dan 1kenadaraan saat kecelakaan itu untuk menemaninya.. hati ku sedikit lega. walaupun aku ingin sekali ada disampingnya saat itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar